![]() |
PT. AETRA JAKARTA |
Sebagai
calon urban planner yang peduli akan setiap aspek kesinambungan perkotaan, saya
turut berduka cita dengan gonjang – ganjing seputar pemberitaan air tanah di
jakarta, bukan hanya di Jakarta tapi juga diseluruh pelosok dunia ini. Berkaca
kepada banyaknya penelitian hidrologi yang telah dilakukan bahwa kota yang
berkepadatan penduduk tinggi sangat rentan terhadap berkurangnya produksi air
tanah. Dengan banyaknya penduduk kota yang ada konsumsi air tanah yang berlebih
makin hari semakin berkurang sehingga tanpa sadari bahwa eksploitasi air tanah
secara diam – diam sedang terjadi.
Kota
Jakarta yang notabennya adalah ibu kota negara tercinta tak ayal bukan hanya
menjadi kota metropolitan tapi sudah masuk pada kategori megapolitan, tingkat
pertumbuhan pada sector ekonomi dan terbukanya peluang lapangan kerja, menjadi
salah satu faktor yang memagneti penduduk desa bermigrasi kekota.
Terlepas
dari status megapolitan yang ditandai dengan berjamurnya spot – spot CBD
(central bisnis district) Jakarta, semakin hari Jakarta semakin mirip dengan
Hutan Beton. Berat beban bangunan yang dipikul oleh tanah Jakarta menyebabkan
permukaan tanah mengalami penurunan apalagi pengkonsumsian air tanah Jakarta oleh
tiap – tiap gedung – gedung yang ada sehingga mendorong lapisan tanah menjadi
mampat.