13 Januari 2015

Minggu, 4 Januari 2015



Info itu menggemparkan wilayah bolangitang dan sekitarnya. Bagaimana tidak tepat pagi – pagi pas gue bangun tidur, gue sempat menguping pembicaraan bokap dan nyokap gue yang lagi membicarakan sesuatu di ruang tamu. Gue mendengar sebuah kabar tewasnya oknum anggota polisi polsek kaidipang. Beliau di temukan tewas tergeletak di sudut dapur sebuah rumah makan yang cukup popular di wilayah boroko “ RM Tepi Laut “. Berdasarkan info yang beredar polisi tersebut merupakan korban pembunuhan dari orang yang memang terkenal “ nakal “ nya oleh masyarakat setempat. 
 
RD alias Ipal adalah pelakunya. Dia adalah seorang residivis yang merupakan tahanan wajib lapor karena sebelum melakukan pembunuhan ini dia memang sempat melakukan penikaman pada salah seorang warga bunor yang biasa di sapa Tasman.

Berdasarkan rekonstruksi di TKP, RD melakukan pembunuhan ini karena dilatarbelakangi oleh masalah adiknya ( adik RD ). Dimana adiknya ini membuat keonaran dengan melakukan keributan dengan motornya yang racing. Jadi si polisi tersebut sempat menegur untuk jangan melakukkan hal itu karena dapat menggangu kenyamanan warga setempat. Namun teguran ini tidak di gubris oleh adik si pelaku dan hal itu terus saja dilakukan sampai polisi ini dibuat geram oleh hal itu. Polisi ini sempat melakukkan sesuatu untuk membuat adik pelaku jera, sampai akhirnya adik pelaku ini melapor kepada si pelaku, dan si pelaku ini datang bersama adiknya dengan membawa pisau yang begitu tajam untuk menikam polisi tersebut. Pas penikaman itu si polisi sempat mengejar dan melepaskan tembakan ke udara, namun apa daya si polisi ini sudah lemas dan bercucuran darah, sampai akhirnya meninggal dunia. Setelah mereka tahu bahwa polisi ini telah Tiada mereka sempat mencekik leher dan melebamkan bibir polisi ini dengan batu dan setelah itu mereka meletakkan mayat polisi ini di sudut dapur rumah makan tersebut.

Kejadian pembunuhan itu diketahui pagi hari ketika seseorang datang dibelakang dapur rumah makan dan mendapati polisi itu tergeletak di sudut dapur. Mereka berasumsi bahwa polisi ini tewas karena terlalu banyak meneguk beberapa gelas miras karna pada malam sebelum kejadian mereka sempat ngumpul – ngumpul dan meminum minuman keras. Setelah mereka melihat kondisi polisi ini sudah tak bernyawa mereka kemudian membawanya ke rumah sakit terdekat, dan ternyata setelah diperikasa di rumah sakit terdapat luka bekas penikaman di area dada dan luka lebam di area bibir.

Jujur ini sempat membuat gue begitu shock karena berita pembunuhan ini merupakan berita pembunuhan yang real terjadi langsung di daerah gue bukan hanya berita pembunuhan yang biasa muncul di TV.

Gue takut banget ketika pada siang hari gue melihat di depan rumah gue sudah full dengan warga yang melihat ditangkapnya pelaku pembunuhan itu. Maklum rumah gue berhadapan langsung dengan kantor polisi. Banyak anggota polisi yang turun langsung untuk menangkap tersangka pembunuhan ini, bahkan Kapolsek selaku pimpinan juga ikut berpartisipasi dalam hal ini. Mereka menangkap tersangka di rumahnya sendiri dan mendapati tersangka sedang tidur siang. Cieee tidur siang kayak adek – adek bayi ajja lo pake tidur siang segala…

Gue merasa aneh aja sama si tersangka ini, udah tahu dia  membunuh oknum polisi trus dia dengan nyenyaknya tidur – tiduran dirumah dan menganggap seakan tidak terjadi apa – apa. Anehkan ?? iyaa aneh pake bangett. Kalau disisi lain sih, baguslah di ngak kabur setelah kejadian pembunuhan itu jadi polisi juga ngak perlu repot – repot kesana kemari untuk menangkap dia, namun disisi lain cuy dia tidur – tiduran trus ngak ngangep  terjadi apa – apa, merasa ngak bersalah lagi. Lari kek atau kabur kemana gitu !! Ditangkap polisi nih buat dipenjara bukan ditangkap untuk disuruh nikah, berasa kaya nganterr nyawa tau ngak !!  Takut dibunuh balik sama polisi. Secara yah polisi jiwa korpsnya kuat, nyawa di bales nyawa.

Setelah menjelang malam dikabarkan si tersangka ini udah di bawa ke Polresta Kotamobagu untuk dilakukkan penyelidikan lebih lanjut. Eh besoknya si tersangka ini dikabarkan udah meninggal dunia. Nah itukan gue bilang apa nyawa di bales nyawa…

Kematian tersangka ini diduga karena penganiayaan yang dilakukkan oleh polisi. Dan ini memang benar setelah beredarnya foto tersangka yang tergeletak di lantai dimana dibagian kakinya sudah penuh dengan darah yang berserakan dimana – mana, mungkin bekas di injak – injak sama polisi. Masuk akal sih kalau polisi menganiaya tersangka ini, polisi itu kesal sama si tersangka karna memang kematian teman mereka “ Almarhum Joko Suswanto “ bukan karna almarhum ini pernah memiliki masalah langsung dengan tersangka namun karna si tersangka ini memang merupakan residivis dan nakalnya terkenal udah keterlaluan seentero kecamatan bolangitang. Mendengar berita itu gue juga merasa kasihan sama si tersangka ini, namun apa boleh buat riwayat hidupnya juga menjengkelkan banyak orang jadi mau gimana lagi. Namun disisi lain juga polisi seharusnya tidak boleh menyalahgunakan wewenang mereka sebagai penegak hukum, mereka harus melayani, melindungi, dan mengayomi masyarakat bukan untuk menganiaya masyarakat yang bersalah sampai meninggal dunia, karna dalam hal ini sesuai dengan undang – undang yang berlaku tersangka yang melakukan tindak kriminalitas apapun kalau pada saat penangkapan dia melarikan diri, dia harus di tembak langsung tapikan si tersangka pembunuhan ini tidak melarikan diri dan tidak melakukan perlawanan, dia malah tidur – tiduran di rumahnya pas penangkapan. Kenapa harus dibalas dengan melakukkan penganiayaan sampai meninggal dunia seperti ini ? berkaca pada masalah sejumlah teroris yang di eksekusi mati karna melakukan pengeboman dan membuat banyak nyawa yang melayang, masalah mereka aja masih di lakukkan pengajuan banding di pengadilan dan menyelidiki apa maksud dan tujuan mereka melakukkan hal itu dan pantas ngak mereka mendapatkan pembelaan, sampai -  sampai memakan waktu yang lama loh untuk membuat keputusan apakah teroris ini pantas di eksekusi mati atau tidak. Tidak langsung di eksekusi mati seperti masalah yang dialami si RD ini.

Itulah wajah hukum yang berlaku di Indonesia. Miriss… gue juga sebagai warga Negara Indonesia juga turut prihatin dengan pemberlakuan hukum di negeri ini.

Kematian tersangka ini menyedot perhatian masyarakat. Dan mereka menganggap bahwa hal ini merupakan sebuah pelanggaran HAM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar