Info
itu menggemparkan wilayah bolangitang dan sekitarnya. Bagaimana tidak tepat
pagi – pagi pas gue bangun tidur, gue sempat menguping pembicaraan bokap dan
nyokap gue yang lagi membicarakan sesuatu di ruang tamu. Gue mendengar sebuah
kabar tewasnya oknum anggota polisi polsek kaidipang. Beliau di temukan tewas
tergeletak di sudut dapur sebuah rumah makan yang cukup popular di wilayah
boroko “ RM Tepi Laut “. Berdasarkan info yang beredar polisi tersebut merupakan
korban pembunuhan dari orang yang memang terkenal “ nakal “ nya oleh masyarakat
setempat.
RD
alias Ipal adalah pelakunya. Dia adalah seorang residivis yang merupakan
tahanan wajib lapor karena sebelum melakukan pembunuhan ini dia memang sempat
melakukan penikaman pada salah seorang warga bunor yang biasa di sapa Tasman.
Berdasarkan
rekonstruksi di TKP, RD melakukan pembunuhan ini karena dilatarbelakangi oleh
masalah adiknya ( adik RD ). Dimana adiknya ini membuat keonaran dengan
melakukan keributan dengan motornya yang racing. Jadi si polisi tersebut sempat
menegur untuk jangan melakukkan hal itu karena dapat menggangu kenyamanan warga
setempat. Namun teguran ini tidak di gubris oleh adik si pelaku dan hal itu
terus saja dilakukan sampai polisi ini dibuat geram oleh hal itu. Polisi ini
sempat melakukkan sesuatu untuk membuat adik pelaku jera, sampai akhirnya adik
pelaku ini melapor kepada si pelaku, dan si pelaku ini datang bersama adiknya
dengan membawa pisau yang begitu tajam untuk menikam polisi tersebut. Pas
penikaman itu si polisi sempat mengejar dan melepaskan tembakan ke udara, namun
apa daya si polisi ini sudah lemas dan bercucuran darah, sampai akhirnya
meninggal dunia. Setelah mereka tahu bahwa polisi ini telah Tiada mereka sempat mencekik leher dan
melebamkan bibir polisi ini dengan batu dan setelah itu mereka meletakkan mayat
polisi ini di sudut dapur rumah makan tersebut.
Kejadian
pembunuhan itu diketahui pagi hari ketika seseorang datang dibelakang dapur
rumah makan dan mendapati polisi itu tergeletak di sudut dapur. Mereka
berasumsi bahwa polisi ini tewas karena terlalu banyak meneguk beberapa gelas
miras karna pada malam sebelum kejadian mereka sempat ngumpul – ngumpul dan
meminum minuman keras. Setelah mereka melihat kondisi polisi ini sudah tak
bernyawa mereka kemudian membawanya ke rumah sakit terdekat, dan ternyata
setelah diperikasa di rumah sakit terdapat luka bekas penikaman di area dada dan
luka lebam di area bibir.
Jujur
ini sempat membuat gue begitu shock karena berita pembunuhan ini merupakan
berita pembunuhan yang real terjadi langsung di daerah gue bukan hanya berita
pembunuhan yang biasa muncul di TV.
Gue
takut banget ketika pada siang hari gue melihat di depan rumah gue sudah full
dengan warga yang melihat ditangkapnya pelaku pembunuhan itu. Maklum rumah gue
berhadapan langsung dengan kantor polisi. Banyak anggota polisi yang turun
langsung untuk menangkap tersangka pembunuhan ini, bahkan Kapolsek selaku
pimpinan juga ikut berpartisipasi dalam hal ini. Mereka menangkap tersangka di
rumahnya sendiri dan mendapati tersangka sedang tidur siang. Cieee tidur siang
kayak adek – adek bayi ajja lo pake tidur siang segala…
Gue
merasa aneh aja sama si tersangka ini, udah tahu dia membunuh oknum polisi trus dia dengan
nyenyaknya tidur – tiduran dirumah dan menganggap seakan tidak terjadi apa –
apa. Anehkan ?? iyaa aneh pake bangett. Kalau disisi lain sih, baguslah di ngak
kabur setelah kejadian pembunuhan itu jadi polisi juga ngak perlu repot – repot
kesana kemari untuk menangkap dia, namun disisi lain cuy dia tidur – tiduran
trus ngak ngangep terjadi apa – apa,
merasa ngak bersalah lagi. Lari kek atau kabur kemana gitu !! Ditangkap polisi
nih buat dipenjara bukan ditangkap untuk disuruh nikah, berasa kaya nganterr
nyawa tau ngak !! Takut dibunuh balik
sama polisi. Secara yah polisi jiwa korpsnya kuat, nyawa di bales nyawa.
Setelah
menjelang malam dikabarkan si tersangka ini udah di bawa ke Polresta Kotamobagu
untuk dilakukkan penyelidikan lebih lanjut. Eh besoknya si tersangka ini
dikabarkan udah meninggal dunia. Nah itukan gue bilang apa nyawa di bales
nyawa…
Kematian
tersangka ini diduga karena penganiayaan yang dilakukkan oleh polisi. Dan ini
memang benar setelah beredarnya foto tersangka yang tergeletak di lantai dimana
dibagian kakinya sudah penuh dengan darah yang berserakan dimana – mana,
mungkin bekas di injak – injak sama polisi. Masuk akal sih kalau polisi
menganiaya tersangka ini, polisi itu kesal sama si tersangka karna memang
kematian teman mereka “ Almarhum Joko Suswanto “ bukan karna almarhum ini
pernah memiliki masalah langsung dengan tersangka namun karna si tersangka ini memang
merupakan residivis dan nakalnya terkenal udah keterlaluan seentero kecamatan
bolangitang. Mendengar berita itu gue juga merasa kasihan sama si tersangka
ini, namun apa boleh buat riwayat hidupnya juga menjengkelkan banyak orang jadi
mau gimana lagi. Namun disisi lain juga polisi seharusnya tidak boleh
menyalahgunakan wewenang mereka sebagai penegak hukum, mereka harus melayani,
melindungi, dan mengayomi masyarakat bukan untuk menganiaya masyarakat yang
bersalah sampai meninggal dunia, karna dalam hal ini sesuai dengan undang –
undang yang berlaku tersangka yang melakukan tindak kriminalitas apapun kalau
pada saat penangkapan dia melarikan diri, dia harus di tembak langsung tapikan si
tersangka pembunuhan ini tidak melarikan diri dan tidak melakukan perlawanan,
dia malah tidur – tiduran di rumahnya pas penangkapan. Kenapa harus dibalas
dengan melakukkan penganiayaan sampai meninggal dunia seperti ini ? berkaca
pada masalah sejumlah teroris yang di eksekusi mati karna melakukan pengeboman
dan membuat banyak nyawa yang melayang, masalah mereka aja masih di lakukkan
pengajuan banding di pengadilan dan menyelidiki apa maksud dan tujuan mereka
melakukkan hal itu dan pantas ngak mereka mendapatkan pembelaan, sampai - sampai memakan waktu yang lama loh untuk
membuat keputusan apakah teroris ini pantas di eksekusi mati atau tidak. Tidak
langsung di eksekusi mati seperti masalah yang dialami si RD ini.
Itulah
wajah hukum yang berlaku di Indonesia. Miriss… gue juga sebagai warga Negara
Indonesia juga turut prihatin dengan pemberlakuan hukum di negeri ini.
Kematian
tersangka ini menyedot perhatian masyarakat. Dan mereka menganggap bahwa hal
ini merupakan sebuah pelanggaran HAM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar